Pukul 05.00 WIB. Tak terasa sudah pagi, dan aku harus siap untuk ke sekolah. Hari ini, mungkin akan menjadi hari yang beda untukku, hari yang penting dihidupku. Karena itu, aku harus bersiap-siap agar siap menghadapi hari ini.
Sekolah ini, pertama aku bertemu dengannya. Dia yang sangat unik bagiku, dia yang spesial di hatiku. Walaupun dia belum aku miliki, tapi perasaan ini sangat ingin memilikinya. Entah kapan aku akan mengungkapkan perasaanku ini. Ingin aku ungkapkan, sangat aku ungkapkan, tapi hatinya tak juga meberikan sinyal-sinyal cintanya kepadaku.
Pagi ini, aku beranikan diri untuk mengungkapkan perasaanku. Walaupun tak seberani Soekarno yang berani melawan penjajah. Aku paksakan, karena memang hatiku yang tak kuat memendam perasaan yang sudah kusimpan 2 tahun.
Tepatnya di depan Lab.IPA sekolahku, aku ajak dia kesana dengan bantuan temannya. Aku ungkapkan semua yang ada di hatiku. Sungguh butuh setengah jam untuk merilekskan hatiku.
“Aku sayang kamu, walaupun tak pantas aku berkata seperti itu kepadamu, tapi sungguh aku benar-benar menyayangimu sejak lama. Aku berusaha mendekatimu dengan cara SMS kamu setiap hari dan curhat kepadamu kalau aku sedang suka dengan sesorang. Dan seseorang itu kamu. Hari ini, akan menjadi hari yang sangat spesial bagiku. Karena aku bisa mengungkapkan hatiku. Apakah kamu mau menjadi pacarku? Maaf aku sedikit lancang padamu. Tapi sungguh, ini perkataan yang sungguh-sungguh dari lubuk hatiku!”
Lega, setelah aku mengatakan itu. Tapi sungguh tak sabar dan ingin tahu apa jawaban dia? Ini bukti cintaku padanya. Dengan saksi 2 orang sahabatku dan 1 orang sahabatnya yang mendengar dan meilhat moment tersebut. Ya Tuhan, sungguh aku ingin mendengar jawaban yang indah darinya.
Lama sekali dia menjawab pertanyaanku. Dia berfikir sambil membaca buku agama. Sambil dia berkomat-kamit mulutnya itu. Entah karena dia membaca buku itu, atau karena berfikir dengan pertanyaanku. hingga bel sekolah berbunyi, dia hanya menjawab.
“Beri aku waktu sampai besok, akan aku pikir lagi tentang pertanyaanmu. Beri aku waktu.”
Oh Tuhan, jawaban yang benar-benar tak jelas bagiku. Dalam benakku timbul seribu pertanyaan. Apakah dia masih ragu denganku? Apa dia tak suka padaku? Saat itu, pikiranku kacau, sangat kacau. Tunggu esok, aku sungguh tak sabar dan penasaran. Apa yang akan ia pastikan? Semoga indah untukku.. (continue...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar