20 Februari 2014

Kampus Perjuangan: Demi 'Warga'?

‘Liburan panjang... Asik!!’ Kata yang susah ditemuin di kampusku.

Perjalanan yang cukup jauh dari Surabaya ke rumahku. Naik kereta saja bisa sampai 12 jam lebih. Belum lagi, ada kendala-kendala seperti pemberhentiaan tiba-tiba karena ada bagian mesin kereta yang rusak atau banjir didaerah Semarang. Tapi rasanya perjalanan jauh tak mengapa yang penting bisa berkumpul dengan keluarga. Tak hanya berkumpul dengan keluarga, tapi juga dengan teman-teman SMA dulu. Mungkin bagian ini moment yang aku dan teman-temanku paling dinanti. Awalnya aku berpikir begitu, nyatanya diluar perkiraan.

Saat pengumungan libur, aku berharap bisa libur panjang. Ternyata hanya 2 minggu saja. 3 hari diisi dengan perjalanan pulang pergi, 5 hari diisi dengan Intregated Show ITS, dan 2 hari diisi dengan ChemWeek. Bisa dibayangkan berapa hari luang yang diisi dengan keluarga dan teman? Belum lagi kendala-kendala waktuku dengan teman sekolahku yang tidak pas, akhirnya malah tidak jadi bertemu. Dan liburan semester ini hanya ada 4 hari yang diisi hanya dirumah saja.

Liburan selesai. Perjuangan dimulai lagi. Dikampusku tidak hanya berjuang agar IP tinggi, itu memang sudah lumrah kalau IP tinggi harus diperjuangkan. Ada yang lain yang harus diperjuangkan selain IP, yaitu perjuangan untuk diakui warga.

Serangkaian kegiatan dilakukan. Tidak hanyak dengan membuat acara. Tetapi harus aktif di UKM, Himpunan, BEM Fakultas, maupun BEM Institut. Aku bersaing dengan teman-teman sekampusku untuk mendapatkan posisi. Itu tidak mudah. Dalam sebuah ajang terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti sebelum daftar harus membuat CV yang semenarik mungkin, Essai, Karya Tulis, Konsep Usaha, dan selanjutnya Screening. Persaingan yang sangat ketat. Sehingga membuatku harus tidur lebih malam dan bangun lebih awal untuk menyeimbangakn tugas kuliah dan tugas diluar kuliah.

Merenung sejenak. Untuk apa aku capek-capek ikut inilah, itulah, sampai aku tidak punya hari libur karena sabtu dan minggu diisi dengan kumpul panitialah, ada pelatihanlah, kegiatanlah. Untuk apa? Saat aku harus tidur pukul 2 malam dan bangun 4 malam demi mengerjakan tugas kuliah dan jobdesk kegiatan. Demi pengakuan warga? Supaya bisa diangkat? Tidak! Aku melakukan itu semua, sampai aku lelah dan berat badanku turun drastis karena capek raga dan otak bukan demi pengakuan warga. Bukan!

Aku lakukan semua, untuk kebaikanku dan untuk masa depanku. Karena menurutku, kesuksekkan tidak hanya dilihat dengan IP tinggi. Mungkin iya, saat pertama kali melamar pekerjaan. Tapi percayalah, bahwa kegiatan diluar kelas lebih membentuk karakter dan mental untuk lebih percaya diri dan dewasa. Bahkan sangat mengesankan saat bisa kenal dengan teman-teman jurusan lain, kakak kelas yang berpengalaman dengan prestasinya yang segudang, orang-orang yang sangat hebat dan luar biasa. Itu semua membuatku termotivasi
.
Semua yang kulakukan bukan karena untuk pengakuan warga. Pengakuan warga hanya hadiah dari mereka untuk aku karena aku sudah mau aktif dan berkontribusi.

16 Februari 2014

Sketch Book

Untuk kesekian kalinya, aku selalu sendiri disini, di kamar asramaku. Sepinya kali ini benar-benar sepi. Duduk di tempat belajar dan memandangi buku yang aku baca. Kali ini tidak hanya merasa sepi, tapi aku benar-benar tidak enak hati untuk mengerjakan apa-apa. Aku pilih buku yang lain, salah satu buku favoriteku, sketch bookku.
Random playlist lagu yang aku putar, suasana yang sunyi dengan hati yang 'campur aduk', dan air mata yang tiba-tiba mengalir saat aku pandangi sketch bookku yang isinya aku buat dan aku design sendiri. Entah mungkin mimpiku yang terlalu jauh, aku benar-benar ingin menangis saat itu.
Halaman perhalaman aku buka. Ya, itu gambarku pertama yang menandakan awal ceritaku. Halaman kedua yang aku gambar dan halaman selanjutnya aku isi dengan bunga yang sudah kering, aku rangkai di sketch bookku. Aku berniat membuat sketch bookku sebagai buku perjalananku dari awal november sampai seterusnya. Tapi, hari ini aku akhiri. 
Aku tidak tahu bagaimana akhir dari sketch bookku. Yang pasti yang aku tahu itu adalah buku favoriteku yang akan aku buku setiap hari. Walaupun sakit dan hanya membuatku menangis. Buku itu tetap akan aku jaga, sampai akhirnya aku bisa melanjutkannya lagi, dengannya.
Aku jaga rapi-rapi. Sampai terusang dan berdebu, tak apa. Aku tunggu untuk melanjutkannya lagi.



Siti Aminah.

Kampus Perjuangan: MABA, Mahasiswa Paling Sibuk!

Enggak kerasa gue udah lalui 1 semester. Rintangan yang melelahkan mungkin satu tahap sudah terselesaikan, tapi yang super duper melelahkan ada didepan mata.
Mahasiswa Baru yang dikenal MABA, tanpa gue deskripsikan kalian udah tau apa itu MABA. Mahasiswa yang super sibuk dengan serangkaian acaranya, acara yang dibuat Himpunan, BEM Fakultas, maupun BEM Institut, dan acara-acara tak terduga lainnya. Mungkin di kampus orang, yang namanya ospek cuman beberapa minggu dan beberapa tugas. Tapi enggak buat kampus gue.
Awal jadi MABA, disibukkan dengan kegiatan padat yang satu minggu full gue dan teman-teman gue pulang-pergi ke kampus. Enggak cuman satu minggu full, kita kumpul jam 6 pagi dan selesai sampai jam 7 malam. Setelah itu, ada tugas tambahan yang sampai gue dan teman-teman gue selalu tidur jam 2 malam.
Belum lagi, serangkaian tugas praktikum yang bener-bener berat dan tugas-tugas dari dosen. Itu semua yang membuat gue dan temen-temen selalu tidur selalu diatas jam 2 malam. Tanpa gue dramatisir, ini emang kenyataan, gue dan temen-temen pernah tidur cuman 1 jam, dari jam 3 pagi sampai jam 4 pagi.
Tapi dibalik itu semua, ada manfaat yang bisa gue ambil. Gue bisa lebih dekat dengan teman jurusan gue, lebih banyak kenalan jurusan lain, bisa bertemu dengan orang yang luar biasa hebatnya, mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih, bisa memanage waktu dan memanage diri lebih baik lagi.
Copyright @ LOVERA | Floral Day theme designed by LOVERA | Bloggerized by LOVERA