3
A.M.
Seperti biasa, jam segitu bisa dibilang waktu
tanggung untuk tidur. Jam biologis; tidur, sudah dua minggu terakhir ini,
tidurku hanya satu atau dua jam, bahkan
bisa sampai tidak tidur, ya begadang. Lalu, jadwal makan, sarapan pagi plus
makan siang dengan sereal, ah menurutku itu bukan sarapan pagi atau makan
siang, belum makan nasi soalnya. Terus, jadwal belajar benar-benar terganggu,
kerjain tugas kuliah aja pukul satu pagi. Untungnya, aku masih bisa bertahan
saat dosen mengajar dan menjelaskan pelajaran didalam kelas.
Tahun
kedua, benar-benar dikader!
Dulu aku pikir, sudah terlepas dari yang namanya
pengkaderan. Memang sudah terlepas, iya, terlepas dari pengkaderan Himpunan dan
embel-embelnya. Tapi kenyataannya, sekarang masih dikader oleh kehidupan tahun
kedua di kampus.
Tahun kedua punya tantangan yang beda, dengan sikon
yang beda, jaringan yang beda, dan yang pasti satu tingkat lebih dari tahun
yang kemarin. Bisa dianologikan, kemarin aku belajar menghafal alphabet: A, B,
C, dst. sekarang ditahun kedua, aku belajar merangkai alphabet menjadi kata
yang utuh. Atau bisa dibilang, kemarin aku belajar mengenal tempat kuliahku:
adat-adat yang ada disini, respon apa yang harus aku beri, sikap apa yang harus
kutunjukan, orang seperti apa yang akan kuhadapi, ya intinya belajar bagaimana
cara bertahan. Bedanya kalau tahun kedua, aku harus menunjukan diri; siapa aku,
apa yang aku bisa lakukan, kecil atau besarnya akan aku lakukan, kepercayaan
yang diberi, integritaslah pokoknya, survival, harus berani maju kedepan dan
beri tahu orang-orang didepan, ini aku, disini, peranku seperti ini untuk KM.
Ah ya, selain itu aku juga harus urus dalamnya,
perkuliahanku, lebih tepatnya mungkin nilai-nilaiku. Aku memang bukan penggila
nilai A didalam setiap mata kuliah yang kuambil. Tapi, memang siapa yang tidak
mau mendapat nilai A disetiap mata kuliah yang diambil? Mungkin ini pertama dan
pertimbangan yang aku dahului dalam setiap pilihan. Dalam hal ini, aku bukan
seorang maniak ‘belajar’ atau ‘kutu buku pelajaran’ hanya saja ini juga merupakan
tujuan awal aku kuliah, dan mempertahankan apa yang aku raih dari semester-semester
kemarin.
Semua
memang butuh pengorbanan dan konsekuensi. Itu yang harus kamu terima.
Salah satu dosen yang selalu membuatku kagum
disetiap kelas yang beliau ajar, terlepas dari apa yang beliau ajarkan, ilmu
yang beliau pasti sudah segudang, kelas menjadi penuh warna; dengan cerita
kuliahnya di Jerman, pengalamannya keliling dunia dari penelitian, isi seminar
atau konferensi internasional, atau sekedar datang undangan sana-sini. Tak
lepas juga beliau memberikan motivasi dan semangat, untuk aku –dan teman-teman
2013-- tetap di jurusan ini dan kenapa harus bertahan dengan jurusan ini.
Salah satu perkataan yang beliau bilang di Kimia
Dasar I waktu itu,
“Dulu
waktu saya masih belajar di Jerman, pernah diajak salah satu teman untuk pergi
ke pantai. Tapi saya tolak karena tugas saya belum selesai. Saya punya prinsip,
tugas saya diselesaikan terlebih dahulu, baru saya bisa main. Itu alasan saya
kenapa bisa bertahan dan itu mungkin yang susah kawan-kawan lakukan.” –Bu Irmina.
Kata-kata memang sederhana, tapi mengena untukku.
Kata-kata memang sederhana, tapi susah untuk
dilakukan.
Ekspektasiku untuk tahun kedua seperti ini, seperti
itu. Ingin ikut kegiatan ini, ingin ikut kegiatan itu. Realita saat ini
kujalani, seperti ekspektasiku. Hanya saja perlu pengorbanan dan
konsekuensinya. Jam biologisku; tidur, makan, dan waktu main benar-benar harus
aku pinggirkan.
Semoga apa yang aku pilih, aku ambil, dan aku
lakukan tiada sia-sia. Apa yang aku perjuangan terakumulasi kesuksesan besar di
masa depan.