Sejenak ingat cerita-cerita SMA. Em, lebih tepatnya kangen dengan topik-topik yang aku dan mereka (sahabatku) bangun. Mungkin, bagi anak SMA umumnya, lebih suka "Enjoy aja, kan masih SMA... Kayak gituan mah masih lama kali". Tapi itu enggak berlaku untuk kita (Aku, Muti, Ebat, dan Mia).
Kita terbiasa duduk di pendopo depan kelas kalau tidak ada guru. Belajar, belajar, dan curhat. Sambil melihat aktivitas siswa-siswi SMA. Ada yang bemain volly dan bola, ada juga yang berlalu-lalang, dan ada juga yang modus-modusan. Tapi biasanya kalau di pendopo, kita lebih sering curhat tentang masa depan; cita-cita, mau jadi apa, dan mau dapat seperti apa.
Teringat itu semua, topik yang kita bawa dari tentang pacaran, cowok dan cewek, bahkan lebih sering tentang keluarga masa depan; suami idaman, menjadi istri yang baik, dan ibu yang baik. Itu semua membuatku kembali dengan tekad dan pendirian yang hampir runtuh karena perasaan.
Aku ambil dari salah satu topik pembicaraan tentang keluarga masa depan. Seperti lelaki idaman. *Ah, mungkin ini terlalu berat topiknya untuk kita yang berumur 18 tahun. Tapi topik ini sangat menyenangkan dan sangat membangun pikiran kita*. Lelaki idaman untuk masa depan itu bukan karena harta atau fisiknya tapi karena shaleh, rajin dan pekerja keras. Karena orang rajin dan pekerja keras, pasti rejeki akan mengikutinya. Dan karena orang shaleh, pasti memilik aura dan kharisma yang luar biasa. Terus, kita bisa nggak dapat suami idaman masa depan seperi itu? Bisa. Dengan cara kita harus menjadi minimal seperti itu. Karena wanita baik untuk laki-laki baik.
Pernah juga kita membicaran, untuk apa kita (perempuan) harus sekolah tinggi sampai perkuliahan? Toh endingnya kan pasti ngurus keluarga; rumah, dapur, anak-anak, dan suami. Jawabannya cuman satu, untuk mendapatkan pasangan yang sepadam. Percaya atau enggak, tujuan perempuan harus bersekolah tinggi untuk mendapatkan pasangan yang sepadam (berpendidikan setara) dan juga karena wanita akan menjadi ibu. Quote yang aku suka dari Dian Sastro tentang wanita, "Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu yang cerdas akan menghasilkan ana-anak yang cerdas."
Kita juga suka membicaran kodrat seorang wanita. Sehebat-hebatnya wanita ditempat kerjanya, sehebat-hebatnya wanita dengan jabatannya di kantor, dia akan kembali ke dapur dan mengurus keluarganya; anak dan suaminya.
Sebelum mengakhiri postinganku kali ini, ada satu ayat yang menarik perhatianku.
"Wanita-wanita yang keji adlah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula) dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula)" An-Nur;26.
Karena jika kamu ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Jadilah laki-laki yang shaleh, jadilah wanita yang shalehah. Aamiin.. :)